Lampungku39-Di zaman serba digital seperti sekarang, dompet digital atau e-wallet telah menjadi bagian penting dalam aktivitas sehari-hari, terutama bagi Gen Z dan Milenial. Mulai dari belanja daring, nongkrong di kafe, hingga membayar transportasi, semua dapat dilakukan hanya lewat ponsel. Perlahan, pembayaran tunai mulai tergeser oleh transaksi digital yang dinilai lebih cepat dan efisien.
Penggunaan e-wallet di Indonesia terus meningkat pesat. Diperkirakan, pada 2025 Indonesia akan menjadi negara dengan jumlah pengguna e-wallet terbesar di Asia Tenggara, dengan tambahan sekitar 130 juta pengguna baru.
Berdasarkan laporan Populix PopVoice Gen Z & Millennials Report Q1 2023, generasi muda Indonesia, terutama Gen Z, lebih memilih ShopeePay sebagai dompet digital utama mereka. Survei ini melibatkan 1.478 partisipan, terdiri dari 663 Gen Z dan 815 Milenial. Hasilnya, ShopeePay dipilih oleh 77% Gen Z dan 71% Milenial sebagai e-wallet favorit.
Tingginya popularitas ShopeePay tentu bukan tanpa sebab. Layanan ini terintegrasi langsung dengan aplikasi Shopee, salah satu platform e-commerce paling diminati anak muda. Karena sudah menjadi bagian dari aplikasi belanja, pengguna cenderung lebih mudah menggunakan ShopeePay, baik untuk transaksi di dalam aplikasi maupun di merchant luar.
Keunggulan lainnya adalah integrasi ShopeePay dengan QRIS (Quick Response Code Indonesian Standard), yang memungkinkan pembayaran hanya dengan memindai kode QR di berbagai merchant, mulai dari usaha kecil hingga restoran besar. Fitur inilah yang semakin membuat ShopeePay diminati banyak orang.
Melonjaknya angka penggunaan e-wallet diprediksi mendatangkan keuntungan besar. Menurut proyeksi Bank Indonesia, pada 2024 nilai transaksi uang elektronik seperti GoPay, DANA, OVO, hingga ShopeePay akan mencapai Rp835,84 triliun, naik 43,45% dibanding tahun sebelumnya.
Selain ShopeePay, beberapa e-wallet lain yang juga populer di kalangan Gen Z dan Milenial antara lain GoPay, OVO, DANA, dan LinkAja. Namun, posisi ShopeePay sebagai e-wallet favorit menunjukkan bahwa kekuatan ekosistem, kemudahan penggunaan, serta layanan yang terintegrasi menjadi faktor utama yang menentukan persaingan di pasar dompet digital.